Sabtu, 06 April 2024

Kultum: Metode Penentuan Hilal bagi NU dan Muhammadiyah, Apa Bedanya?

 Metode Penentuan Hilal bagi NU dan Muhammadiyah, Apa Bedanya?

 

1. NU dengan metode rukyatul hilal
Menurut NU, penentuan hilal atau awal bulan Ramadan perlu didasarkan pada penglihatan dan pengamatan bulan secara langsung. Metode ini yang kemudian dikenal dengan rukyatul hilal.

"Metodologi penentuan awal bulan Qamariah, baik untuk menandai permulaan Ramadhan, Syawal dan bulan lainnya harus didasarkan pada penglihatan bulan secara fisik (rukyatul hilal bil fi'ly)," bunyi keterangan dari laman NU.

Bulan yang dimaksud adalah bulan sabit muda sangat tipis pada fase awal bulan baru. Bulan inilah yang disebut dengan hilal.

Pengamatan hilal tersebut dilakukan pada hari ke-29 atau malam ke-30, dari bulan yang sedang berjalan. Bila malam tersebut hilal sudah terlihat maka malam itu pula sudah dimulai bulan baru.

Sebaliknya, jika hilal tidak terlihat maka malam itu adalah tanggal 30 bulan yang sedang berjalan. Malam berikutnya dimulai tanggal satu bagi bulan baru atas dasar istikmal (digenapkan).

Pedoman dari penentuan hilal dengan metode ini didasarkan oleh NU dari firman Allah SWT surat Al Baqarah ayat 189:

يَسْأَلُونَكَ عَنِ الْأَهِلَّةِ ۖ قُلْ هِيَ مَوَاقِيتُ لِلنَّاسِ وَالْحَجِّ

Artinya: "Mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang bulan sabit. Katakanlah, 'Itu adalah (penunjuk) waktu bagi manusia dan (ibadah) haji,' ..."

Untuk melihat hilal, biasanya posisi bulan harus berada dua derajat di atas matahari. Syarat lainnya adalah jarak elongasi dari matahari ke arah kanan atau kiri. Semakin lebar maka makin mudah melihat hilal langsung.


2. Muhammadiyah dengan metode hisab wujudul hilal
Di sisi lain, Muhammadiyah menggunakan metode hisab atau perhitungan astronomis untuk menentukan awal Ramadan. Metode yang digunakan Muhammadiyah ini bernama hisab hakiki wujudul hilal.

Metode ini meyakini adanya hilal meskipun tidak terlihat dengan mata telanjang selama memenuhi kriteria tertentu. Tiga syarat kriteria dalam penentuan hilal dengan metode ini di antaranya:

1. Telah terjadi ijtimak (konjungsi)

2. Ijtimak (konjungsi) itu terjadi sebelum matahari terbenam

3. Pada saat terbenamnya matahari piringan atas bulan berada di atas ufuk (bulan baru telah wujud)

Semua kriteria tersebut harus terpenuhi untuk menandakan dimulainya bulan baru. Apabila ada satu yang tidak terpenuhi maka belum masuk bulan baru.

Dengan catatan, bila menggunakan metode hisab hakiki kriteria ijtimak sebelum gurub (al-ijtima' qabla al-gurub), tidak perlu lagi mempertimbangkan keberadaan bulan saat matahari terbenam di atas ufuk atau bukan.

Misalnya, jika ijtimak terjadi sebelum matahari tenggelam maka malam itu dan esok harinya sudah dapat dikatakan sebagai bulan baru. Sebaliknya, jika ijtimak terjadi sesudah matahari terbenam maka malam itu dan esok harinya masih merupakan hari penggenap bulan.

Baca juga:
Awal Puasa Ramadhan 2022 Bisa Beda, Bagaimana Menyikapinya?
Dalam buku Pedoman Hisab Muhammadiyah dijelaskan, kriteria dalam metode hisab wujudul hilal dipahami berdasarkan firman Allah SWT surat Yasin ayat 39-40,

وَالْقَمَرَ قَدَّرْنَاهُ مَنَازِلَ حَتَّى عَادَ كَالْعُرْجُونِ الْقَدِيمِ (39) لَا الشَّمْسُ يَنْبَغِي لَهَا أَنْ تُدْرِكَ الْقَمَرَ وَلَا اللَّيْلُ سَابِقُ النَّهَارِ وَكُلٌّ فِي فَلَكٍ يَسْبَحُونَ (40)

Bacaan latin: 39. Wal-qamara qaddarnāhu manāzila ḥattā 'āda kal-'urjụnil-qadīm, 40. Lasy-syamsu yambagī lahā an tudrikal-qamara wa lal-lailu sābiqun-nahār, wa kullun fī falakiy yasbaḥụn

Artinya: 39. Dan telah Kami tetapkan bagi bulan manzilah-manzilah, sehingga (setelah dia sampai ke manzilah yang terakhir) kembalilah dia sebagai bentuk tandan yang tua. 40. Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malam pun tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya.

Dengan dasar inilah para ulama yang paham perhitungan hisab mengumpulkan pola peredaran bumi, bulan, dan matahari. Pola tersebut menjadi dasar perhitungan penentuan awal Ramadhan dan Idul Fitri.

Sumber:
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6004987/metode-penentuan-hilal-bagi-nu-dan-muhammadiyah-apa-bedanya.



Kultum: Tanda-tanda dan Keistimewaan Lailatul Qadar

                         Tanda-tanda dan Keistimewaan Lailatul Qadar


Lailatul Qadar adalah salah satu malam mulia yang ada di bulan Ramadhan dan kedatangannya dinantikan kaum muslim. Adapun kedatangan malam Lailatul Qadar tersebut juga ditunjukkan dengan adanya tanda-tanda dan keistimewaan.
Keistimewaan atau keutamaan malam Lailatul Qadar tersebut dapat diraih kaum muslim dengan mengerjakan sejumlah amalan, seperti sholat sunah lailatul qadar hingga i'tikaf di masjid.

Adapun terjadinya Lailatul Qadar ini diyakini pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan, tepatnya di malam ganjil yang dimulai pada malam 21, 23, 25, 27, dan 29.

Lantas, apa itu Lailatul Qadar? Berikut pengertian, tanda-tanda, dan keistimewaannya.

Pengertian Lailatul Qadar
Malam Lailatul Qadar adalah malam yang sangat istimewa dan mulia bagi Al-Quran. Hal itu disebabkan karena pada malam ini lah Al-Quran pertama kali diturunkan oleh Allah SWT dari Lauh Al-Mahfudz ke Baitul Izzah atau langit dunia.

Sebagaimana firman Allah SWT dalam Qs. Al Qadr ayat 1 sebagai berikut:

إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ

Innā anzalnāhu fī lailatil-qadr

Artinya : " Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Alquran) pada malam qadar."

 

Sejarah Turunnya Al Quran

Sejarah turunnya Al Quran diceritakan dalam berbagai sumber. Dikutip dari buku Pengantar Studi Al Quran karya Abdul Hamid Lc, turunnya Al Quran terbagi ke dalam tiga periode.

Periode pertama ketika di Bait al-Mahfuz. Pada proses ini tidak seorang pun yang mengetahui posisi keberadaan Al Quran. Apakah berada di Lauh al-Mahfuz dengan dibawa oleh malaikat Jibril atau tidak. Hanya Allah SWT yang tahu.
Abdul Hamid menyebut bahwa Lauh al-Mahfuz adalah tempat azali yang menjadi tempat tertulisnya segala sesuai baik yang ada maupun yang belum ada.


Periode pertama ini disebutkan dalam Q.S al Buruj ayat 21-22,

بَلْ هُوَ قُرْءَانٌ مَّجِيدٌ (21) فِى لَوْحٍ مَّحْفُوظٍۭ (22)

Artinya:" Bahkan yang didustakan mereka itu ialah Al Quran yang mulia, yang (tersimpan) dalam Lauh Mahfuzh."

Disebutkan juga dalam firman-Nya pada Q.S al-Waqiah ayat 77-78,

إِنَّهُۥ لَقُرْءَانٌ كَرِيمٌ (77) فِى كِتَٰبٍ مَّكْنُونٍ (78)

Artinya:" Sesungguhnya Al-Quran ini adalah bacaan yang sangat mulia, pada kitab yang terpelihara (Lauhul Mahfuzh)"


Periode kedua merupakan turunnya Al Quran dari Lauh al-Mahfuz ke langit dunia. Tempat tersebut dinamakan Bait al-Izzah. Beberapa pendapat mengatakan Al Quran diturunkan secara keseluruhan dari Lauh al-Mahfuz ke langit dunia sebelum kenabian.

Hal ini diperkuat dengan firman Allah SWT pada Q.S al Qadr ayat 1, Q.S ad-Dukhaan ayat 3, dan Q.S al-Baqarah ayat 185.

إِنَّآ أَنزَلْنَٰهُ فِى لَيْلَةِ ٱلْقَدْرِ

Artinya:" Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan." (Q.S Qadr: 1)

إِنَّآ أَنزَلْنَٰهُ فِى لَيْلَةٍ مُّبَٰرَكَةٍ ۚ إِنَّا كُنَّا مُنذِرِينَ

Artinya: "Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan." (Q.S ad-Dhukan: 3)

شَهْرُ رَمَضَانَ ٱلَّذِىٓ أُنزِلَ فِيهِ ٱلْقُرْءَانُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَٰتٍ مِّنَ ٱلْهُدَىٰ وَٱلْفُرْقَانِ

Artinya:" (Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil)...." (Q.S al-Baqarah: 185)

Beberapa ahli tafsir mengatakan Al Quran diturunkan dari Lauh al-Mahfuz ke langit dunia pada malam kedua puluh empat bulan Ramadhan.

Proses ketiga adalah turunnya Al Quran dari langit dunia kepada nabi Muhammad Saw. Peristiwa turunnya Al Quran pada proses ketiga ini diawali dengan turunnya ayat pertama Al Quran dalam surat al-Alaq.

Dalam buku tersebut disebutkan bahwa sebagian pendapat mengatakan turunnya surat al-Alaq ayat 1-5 terjadi pada malam ketujuh belas Ramadhan.

Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim, bahwa nabi Muhammad Saw menerima wahyu dalam dua keadaan. Pertama, terdengar seperti suara lonceng yang berbunyi keras dan dikatakan bahwa ini cara paling berat bagi rasulullah.

Sebagaimana difirmankan dalam Q.S al-Muzammil ayat 5

إِنَّا سَنُلْقِى عَلَيْكَ قَوْلًا ثَقِيلًا

Artinya:" Sesungguhnya Kami akan menurunkan kapadamu perkataan yang berat."

Kedaaan kedua, dikatakan bahwa malaikat Jibril datang kepada nabi Muhammad dalam keadaan seperti manusia biasa, menyerupai seorang laki-laki. Jibril mendatangi dengan berkata iqra` bismi rabbikallażī khalaq khalaqal-insāna min 'alaq iqra` wa rabbukal-akram allażī 'allama bil-qalam 'allamal-insāna mā lam ya'lam.

Perkataan yang disampaikan malaikat itu merupakan surat al-Alaq ayat 1-5 sebagai berikut,

ٱقْرَأْ بِٱسْمِ رَبِّكَ ٱلَّذِى خَلَقَ (1) خَلَقَ ٱلْإِنسَٰنَ مِنْ عَلَقٍ (2) ٱقْرَأْ وَرَبُّكَ ٱلْأَكْرَمُ (3) ٱلَّذِى عَلَّمَ بِٱلْقَلَمِ(4) عَلَّمَ ٱلْإِنسَٰنَ مَا لَمْ يَعْلَمْ (5)

Artinya:" Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya." (Q.S al-Alaq: 1-5)



Tanda-tanda Lailatul Qadar
Kedatangan malam Lailatul Qadar dirahasiakan oleh Allah SWT. Tidak ada yang tahu secara pasti kapan malam yang sangat mulia itu tiba. Karena hanya orang-orang terpilih saja yang akan memahami dan mendapatkan keistimewaan malam itu. Namun, Rasulullah SAW menyebutkan bahwa malam Lailatul Qadar akan datang pada 10 hari terakhir di bulan Ramadhan melalui sabdanya sebagai berikut:

« تَحَرَّوْا لَيْلَةَ القَدْرِ في الوَتْرِ مِنَ العَشْرِ الأوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ ».

Carilah lailatul qadr pada tanggal ganjil di sepuluh malam terakhir bulan ramadhan. (HR. Bukhori).

Selanjutnya, Rasulullah SAW ketika ditanya oleh para sahabat beliau menjawab terdapat beberapa ciri-ciri malam Lailatul Qadar seperti malam yang terang dan bercahaya, udara yang sejuk, langit cerah, hingga angin yang tenang.

فقد سئل رسول الله صلى الله عليه وسلم عن علاملت ليلة القدر فقال هي ليلة بلجة اي مشرقة نيرة لاحارة ولا باردة ولاسحاب فيها ولامطر ولاريح ولايرمى فيها بنجم ولاتطلع الشمس صبيحتها مشعشة

Artinya: " Rasulullah SAW pernah ditanya tentang tanda-tanda lailatul qadar, maka beliau bersabda: Yaitu malam yang terang dan bercahaya, udaranya tidak panas dan tidak dingin, tidak ada mendung tidak ada hujan, tidak ada gerak angin dan tidak ada bintang yang dilempar. Paginya matahari terbit dengan terang tapi tidak terlalu memancar."

Sehingga berdasarkan penjelasan Nabi Muhammad SAW dapat disimpulkan tanda-tanda malam Lailatul Qadar adalah sebagai berikut:

1. Malam terang dan bercahaya

2. Udara tidak panas dan tidak dingin

3. Tidak ada mendung

4. Tidak ada hujan

5. Tidak ada gerak angin

6. Tidak ada bintang yang dilempar


Keistimewaan Lailatul Qadar
Malam Lailatul Qadar merupakan salah satu momen yang paling dinantikan dan diharapkan oleh umat Islam. Hal itu disebabkan karena pada malam itu terdapat berbagai macam keistimewaan dan keutamaan yang hanya akan diperoleh oleh umat Islam yang dirahmati oleh Allah, pasalnya tidak semua orang akan berjumpa dengan malam yang mulia ini.


1. Lebih baik dari pada seribu bulan
Apabila seorang muslim menunaikan ibadah ataupun melakukan kebaikan di ketika malam Lailatul Qadar, maka ia akan memperoleh pahala mengerjakan kebaikan itu setara dengan 1000 bulan atau 83 sampai 84 tahun lamanya.

2. Malam yang Dimuliakan oleh Allah SWT
'Al Qadar' dapat diartikan sebagai 'Al Syarf' yang berarti mulia (kemuliaan dan kebesaran). Maksudnya Allah SWT telah mengangkat Nabi Muhammad pada malam ini dan menjadikannya sebagai Rasul terakhir.

3. Al-Quran Diturunkan
Ketika malam Lailatul Qadar Allah menurunkan Al-Quran dari Lauh Al-Mahfudz ke Baitul Izzah. Sebagaimana firman Allah dalam Qs. Al Qadr ayat 1 sebagai berikut:

إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ

Innā anzalnāhu fī lailatil-qadr

Artinya : " Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Alquran) pada malam qadar."

4. Malaikat Banyak yang Turun ke Bumi
Salah satu keistimewaan dari malam Lailatul Qadar adalah para malaikat akan banyak turun ke Bumi dan dipimpin malaikat Jibril. Para malaikat akan turun dengan cahaya yang cemerlang, dengan penuh kedamaian dan kesejahteraan. Kedatangan mereka untuk mengucapkan selamat kepada umat Islam yang telah menunaikan ibadah selama bulan Ramadhan.

5. Dipenuhi Kesejahteraan Hingga Fajar
Malam Lailatul Qadar akan dipenuhi dengan keberkahan dan kesejahteraan hingga matahari terbit atau waktu fajar. Sebagaimana firman Allah dalam Qs. Al-Qadr ayat 5 sebagai berikut:

سَلَامٌ هِيَ حَتَّىٰ مَطْلَعِ الْفَجْرِ

Salāmun hiya ḥattā maṭla'il-fajr(i).

Artinya : "Malam itu penuh dengan kesejahteraan sampai terbit fajar."

Demikian pengertian, tanda-tanda, hingga keistimewaan Lailatul Qadar yang terjadi di 10 hari terakhir bulan Ramadhan. Semoga bermanfaat, Lur!


Artikel ini ditulis oleh Noris Roby Setiyawan peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.

 

Sumber:

https://news.detik.com/berita/d-5536139/al-quran-turun-pertama-kali-pada-17-ramadhan-berikut-sejarahnya.

https://www.detik.com/jateng/berita/d-6664859/lailatul-qadar-adalah-pengertian-tanda-tanda-dan-keistimewaannya.