Jumat, 20 Februari 2015

Mukjizat Gerakan Sholat

Mukjizat Gerakan Sholat
Assalamualaikum WR WB
Alhamdulilah, alhamdulilah hirobbil ‘alamiin, Wabihi nastainu ala umuridunia waddin, wasolatu wasalamu ala asrofil ambiyai walmursalin, robi sohri sobri wayasirli amri, wahlul ukhdatammilisani yafkohu kouli. Ashaduallah illahaillallah, wa ashaduanna muhammadan abduhu warusulu, ama ba’du.

Ada suatu kisah dari Mahmud bin Rabi’ Al Anshari dan diriwayatkan Imam Bukhari
Suatu ketika Rasulullah SAW berada di dalam Masjid Nabawi, Madinah. Selepas menunaikan shalat, beliau menghadap para sahabat untuk bersilaturahmi dan memberikan tausiyah. Tiba-tiba, masuklah seorang pria ke dalam masjid, lalu melaksanakan shalat dengan cepat.
Setelah selesai, ia segera menghadap Rasulullah SAW dan mengucapkan salam. Rasul berkata pada pria itu, “Sahabatku, engkau tadi belum shalat ”
Betapa kagetnya orang itu mendengar perkataan Rasulullah SAW. Ia pun kembali ke tempat shalat dan mengulangi shalatnya. Seperti sebelumnya ia melaksanakan shalat dengan sangat cepat. Rasulullah SAW tersenyum melihat “gaya” shalat seperti itu.
Setelah melaksanakan shalat untuk kedua kalinya, ia kembali mendatangi Rasulullah SAW. Begitu dekat, beliau berkata pada pria itu, “Sahabatku,tolong ulangi lagi shalatmu, Engkau tadi belum shalat.”
Lagi-lagi orang itu merasa kaget. Ia merasa telah melaksanakan shalat sesuai aturan. Meski demikian, dengan senang hati ia menuruti perintah Rasulullah SAW. Tentunya dengan gaya shalat yang sama.
Namun seperti “biasanya”, Rasulullah SAW menyuruh orang tersebut mengulangi shalatnya kembali. Karena bingung, ia pun berkata, “Wahai Rasulullah, demi Allah yang telah mengutusmu dengan kebenaran, aku tidak bisa melaksanakan shalat dengan lebih baik lagi. Karena itu, ajarilah aku ”
“Sahabatku,” kata Rasulullah SAW dengan tersenyum, “Jika engkau berdiri untuk melaksanakan shalat, maka bertakbirlah, kemudian bacalah Al-Fatihah dan surat dalam Alquran yang engkau pandang paling mudah. Lalu, rukuklah dengan tenang (thuma’ninah), lalu bangunlah hingga engkau berdiri tegak. Selepas itu, sujudlah dengan tenang, kemudian bangunlah hingga engkau duduk dengan tenang. Lakukanlah seperti itu pada setiap shalatmu.”
Kisah dari Mahmud bin Rabi’ Al Anshari dan diriwayatkan Imam Bukhari dalam Shahih-nya ini memberikan gambaran bahwa shalat tidak cukup sekadar “benar” gerakannya saja, tapi juga harus dilakukan dengan tumaninah, tenang, dan khusyuk.
Kekhusukan ruhani akan sulit tercapai, bila fisiknya tidak khusyuk. Dalam arti dilakukan dengan cepat dan terburu-buru. Sebab, dengan terlalu cepat, seseorang akan sulit menghayati setiap bacaan, tata gerak tubuh menjadi tidak sempurna, dan jalinan komunikasi dengan Allah menjadi kurang optimal. Bila hal ini dilakukan terus menerus, maka fungsi shalat sebagai pencegah perbuatan keji dan munkar akan kehilangan makna.

Setiap gerakan shalat yang dicontohkan Rasulullah SAW sarat akan hikmah dan bermanfaat bagi kesehatan. Syaratnya, semua gerak tersebut dilakukan dengan benar, tumaninah serta istiqamah (konsisten dilakukan).
Kita dapat menganalisis kebenaran sabda Rasulullah SAW dalam kisah di awal.
“Jika engkau berdiri untuk melaksanakan shalat, maka bertakbirlah.”
Saat takbir Rasulullah SAW mengangkat kedua tangannya ke atas hingga sejajar dengan bahu-bahunya (HR Bukhari dari Abdullah bin Umar). Takbir ini dilakukan ketika hendak rukuk, dan ketika bangkit dari rukuk.
Beliau pun mengangkat kedua tangannya ketika sujud. Apa maknanya? Pada saat kita mengangkat tangan sejajar bahu, maka otomatis kita membuka dada, memberikan aliran darah dari pembuluh balik yang terdapat di lengan untuk dialirkan ke bagian otak pengatur keseimbangan tubuh, membuka mata dan telinga kita, sehingga keseimbangan tubuh terjaga.
“Rukuklah dengan tenang (tumaninah).” Ketika rukuk, Rasulullah SAW meletakkan kedua telapak tangan di atas lutut (HR Bukhari dari Sa’ad bin Abi Waqqash). Apa maknanya? Rukuk yang dilakukan dengan tenang dan maksimal, dapat merawat kelenturan tulang belakang yang berisi sumsum tulang belakang (sebagai syaraf sentral manusia) beserta aliran darahnya. Rukuk pun dapat memelihara kelenturan tuas sistem keringat yang terdapat di pungggung, pinggang, paha dan betis belakang. Demikian pula tulang leher, tengkuk dan saluran syaraf memori dapat terjaga kelenturannya dengan rukuk. Kelenturan syaraf memori dapat dijaga dengan mengangkat kepala secara maksimal dengan mata mengharap ke tempat sujud.
“Lalu bangunlah hingga engkau berdiri tegak.” Apa maknanya? Saat berdiri dari dengan mengangkat tangan, darah dari kepala akan turun ke bawah, sehingga bagian pangkal otak yang mengatur keseimbangan berkurang tekanan darahnya. Hal ini dapat menjaga syaraf keseimbangan tubuh dan berguna mencegah pingsan secara tiba-tiba.
“Selepas itu, sujudlah dengan tenang.” Apa maknanya? Bila dilakukan dengan benar dan lama, sujud dapat memaksimalkan aliran darah dan oksigen ke otak atau kepala, termasuk pula ke mata, telinga, leher, dan pundak, serta hati. Cara seperti ini efektif untuk membongkar sumbatan pembuluh darah di jantung, sehingga resiko terkena jantung koroner dapat diminimalisasi.
“Kemudian bangunlah hingga engkau duduk dengan tenang.” Apa maknanya? Cara duduk di antara dua sujud dapat menyeimbangkan sistem elektrik serta syaraf keseimbangan tubuh kita. Selain dapat menjaga kelenturan syaraf di bagian paha dalam, cekungan lutut, cekungan betis, sampai jari-jari kaki. Subhanallah!
Masih ada gerakan-gerakan shalat lainnya yang pasti memiliki segudang keutamaan. Semua ini memperlihatkan bahwa shalat adalah anugerah terindah dari Allah SWT bagi hambanya yang beriman.


Riset atau penelitian-penelitian tentang manfaat gerakan shalat:
Penelitian Prof. Dr. Muhammad Soleh dalam desertasinya yang berjudul “Pengaruh Sholat Tahajud terhadap Peningkatan Perubahan Respons Ketahanan Tubuh Imonologik: Suatu Pendekatan Siko Neuroimunologi” dengan desertasi itu, Soleh berhasil meraih gelar doktor dalam bidang ilmu kedokteran pada program pascasarjana Universitas Surabaya yang dipertahankanya beberapa waktu lalu.
Salat tahajud ternyata bukan hanya sekadar salat tambahan (sunnah muakkad) tapi jika dilakukan secara rutin dan ikhlas akan bisa mengatasi penyakit kanker. Secara medis sholat ini menumbuhkan respons ketahanan tubuh (imunologi) khususnya pada imonoglobin M, G, A dan limfositnya yang berupa persepsi dan motivasi positif, serta dapat mengefektifkan kemampuan individu untuk menanggulangi masalah yang sedang dihadapi
Penelitian lain dilakukan oleh seorang dokter berkebangsaan Amerika yang tak dikenalnya menyatakan masuk Islam setelah diam-diam melakukan riset pengembangan khusus mengenai gerakan sujud. Di samping itu, gerakan-gerakan dalam salat mirip yoga atau peregangan (stretching). Intinya untuk melenturkan tubuh dan melancarkan peredaran darah. Keunggulan sholat dibandingkan gerakan lainnya adalah salat menggerakan anggota tubuh lebih banyak, termasuk jari kaki dan tangan.

Kamis, 19 Februari 2015

Tata cara sholat yang telah diajarkan Nabi Muhammad SAW

Tata cara sholat yang telah diajarkan Nabi Muhammad SAW
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgBvMut1EiKObfU38s8pHMNDae1hBXbuQaHaq-FL4eK3fiZ7aY9qDCWzrsT9izKTMeQii8mP_Li2XTNPMk10f9hBlRzVC1yYCr8ClOrmSROTdA4C340mfSn9ZH-8q1Wu-ASsv0CJoG0I8A/s1600/sholat..gif 
tata cara sholat yang telah di ajarkan Nabi Muhammad SAW

selamat datang di blogg saya dengan tema
 tata cara sholat yang telah di ajarkan Nabi Muhammad SAW

sebelum saya jelaskan  bagai mana tata cara sholat yang telah di ajarkan Nabi Muhammad SAW
terlebih dahulu saya akan menjelaskanpengertian sholat,syarat dan rukun shalat terlebih dahulu
pengertian 
 Shalat secara bahasa berarti berdo’a. dengan kata lain, sholat secara bahasa mempunyai arti mengagungkan. Sedangkan pengertian shalat menurut syara’ adalah ucapan-ucapan dan perbuatan-perbuatan tertentu, yang dimulai dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam. Ucapan di sini adalah bacaan-bacaan al-Qur’an, takbir, tasbih, dan do’a. Sedang yang dimaksud dengan perbuatan adalah gerakan-gerakan dalam shalat misalnya berdiri, ruku’, sujud, duduk, dan gerakan-gerakan lain yang dilakukan dalam shalat.
syarat-syarat sholat
1.             beragama islam
2.             sudah baligh dan berakal
3.             suci dari hadats
4.             suci seluruh anggota badan,pakaian dan tempat
5.             menutup aurat,laki-laki auratnya antara pusat dan lutut,sedangkan wanita seluruh anggota badannya kecuali muka dan telapak tangan
6.             masuk waktu yang telah ditentukan untuk masing-masing shalat
7.             menghadap kiblat
8.             mengetahui mana yang rukun dan mana yang sunah
rukun sholat
1.             niat
2.             takbiratul ihram
3.             berdiri tegak bagi yang berkuasa ketika sholat fardu.boleh sambil duduk atau berbaring bgi yang sedang sakit
4.             membaca surat Al-Fatihah pada tiap-tiap raka'at
5.             rukuk dengan tumakninah
6.             i'tidal dengan tumakninah
7.             sujud 2 X dengan tumakninah
8.             duduk antara dua sujud dengan tumakninah
9.             duduk tasyahud akhir dengan tumakninah
10.           membaca tasyahud akhir
11.           membaca sholawat Nabi pada tasyahud akhir
12.           membaca salam yang pertama
13.           tertib : berurutan mengerjakan rukun-rukun tersebut
Tata Cara sholat haruslah sesuai dengan yang diajarkan oleh junjungan kita, Nabi Muhammad saw. Sebuah hadits yang masyhur, Rasulullah bersabda: Shalat lah kamu sekalian sebagaimana melihatku shalat.  Cara Sholat yang benar telah banyak dibahas dalam berbagai macam buku baik buku fikih maupun buku yang secara khusus membahas cara sholat.
Salah satu kewajiban seorang muslim adalah mendirikan sholat lima waktu (fardhu). Sholat fardhu merupakan salah satu dari rukun Islam yang lima, sehingga bagaimanapun keadaannya, seorang muslim tidak boleh meninggalkannya. Bahkan saat seorang muslim tidak bisa menggerakan tangan dan kakinya, selama dia masih sadar, sholat ini tetap tidak boleh ditinggalkan.

Pada dasarnya semua sholat baik yang fardhu maupun sunnah itu memiliki tata-gerakan yang sama, kecuali pada
 shalat jenazah dan shalat gerhana.
BERIKUT INI ADALAH TATA CARA SHOLAT
Sebelum shalat hendaklah terbebas dari najis dan hadas, dengan cara bersuci (wudhu, Tayamum atau, Mandi Janabah)
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjS3CmYg3pddDaa32F5D4TVk8JKDzbFiECyx9131obhwblCCl1QgPLt8EJ88Ylt4JqL8Ua2YEvqIMSSCQKV_sEy2gvqiuG8yQzp-yhx05c1uQMLG5gO296BNaKQY5SuYlV78Vsd6qDXWMY/s1600/wudhu000.jpg






Niat di Dalam Hati dan tidak dilafadkan
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiDTZSyQMqsrxZHYCFrLhbgQ26rGLgBZOAyExRVMwvw5OZS6jfd67VDV1BhbD3nugBwRgX5Slue6zzdvYw5OdAc6M5Yg1RwxxCIqV8Am7JFLNGW0VOR7qV2BhpxA2ZqeF6TkhschAZPyL8/s1600/01.jpg
Menghadap kiblat (yaitu ka'bah)
Menghadap ka'bah bukan berarti menyembah ka'bah, karena niat dalam hati adalah untuk menyembah Allah SWT. Shalat menghadap Ka'bah adalah bukti bahwa seorang muslim mematuhi perintah-Nya.
Lakukan shalat dengan cara berdiri
Bila tidak mampu maka boleh duduk, bila tidak bisa duduk maka dengan berbaring dan jika tidak mampu menggerakkan anggota badan maka boleh dengan isyarat. lihat pada gambar no 1
Bertakbiratul ihram, dengan mengucapkan "ALLAHU AKBAR" Sambil mengangkat kedua tangan sejajar dengan bahu atau telinga, serta melihat ke tempat sujud, tidak menoleh ke kiri atau ke kanan.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEixP0zYDFnuLP1TUQJhXo9nerbgheRdEt3lGV4X2qmrutnhODiePuN3QarfcEZSuk80_6vr1ackIf9mW6vl9wFfNYFPFlZgtnBTAGXaU7CRIrOvCg5M2eveby67Ya82Ee42MzmXKEwDIk4/s320/02.jpg
Mengangkat tangan ketika takbir bisa dilakukan dengan salah satu dari tiga keadaan:  --sebelum ucapan takbir, bersamaan dengan ucapan takbir, sesudah ucapan takbir.
lihat pada gambar no 2
Jari jemari tangan saat takbir dirapatkan, namun tidak digenggam dan jari jemari menghadap ke atas.
Meletakkan telapak tangan di atas punggung telapak kiri atau pergelangan atau di lengan bawah tangan kiri atau tangan menggenggam tangan kiri dan posisi kedua tangan di dada.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEikTfFVVcP-Tk3Ti2aJ-rh0vzwpeBdxpHqpg1Z0OdsGlKPkD5NP6aPy-o9UATLQVL1S18q5HdO48mfwWBunkM9PCltPmLaEUGmZzWPiXDaPUg8J3A_rTGpzEAyhH5Pss6suXlopq3yBEeY/s320/Tata-Cara-Sholat-31.jpg
 lihat pada gambar no 3
Membaca doa iftitah

Ada beberapa doa ifititah diantaranya:

Allahu Akbaru kabira walhamdu lillahi kathira wasubhanallahhi bukratau waasila. Innii Wajjahtu wajhia lillazi fataras sama wati wal ardha hanifam muslimaw wama ana minal musyrikin. Inna solati wanusuki wamahyaya wammamati lillahi rabbil’alamin. La syarikalahu wabiza lika umirtu wa ana minal muslimin.

Membaca Al Fatihah
Mengucapkan Amin setelah alfatihah
Membaca salah satu surat atau ayat-ayat alquran yang anda hafal
setelah selesai membaca surat maka berdiam sejenak (Tuma'ninah)
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgcCDNuEwU4eJ4dk4yTlNX-1u3WPXamFfDHlbRPuKjXOHIO1_m_wI3zv5s6VHa_TaCW3-CwSvV72y4Q5BtKTVqnu01fvOauEf9NyWJHRMH8fOb_NwtoLZUwRRDYkKwt-csHI_Ypfv3nZwU/s320/06.jpgMelakukan Rukuk Sambil takbir ( ALLAHU AKBAR) dan mengangkat kedua tangan sejajar dengan pundak atau telinga
Kemudian membada 'SUBHANA RABBIYAL'ADHIM" 3X. 
lihat pada gambar no 6
Bangkit dari ruku' (i'tidal), dengan mengangkat kedua tangan sejajar dengan bahu atau kedua telinga, dengan mengucapkan "SAMI'ALLAHU LIMAN HAMIDAH"
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi8-d6n2YW8cs716nJfoKDgz5STXwiFOjfGLZUl2OXFMl0MbPKJyvAuzZfIfSPhwKar49RzNQGPfTzs4RsMilK0LVQAmL8HY-SNitcwprBcbgeoY8DTIts6z_WRwt1PqsCeyAAXrmY4I34/s320/07.jpgSetelah tegak berdirilalu mengucapkan "RABBANAA WALAKALHAMDU".lihat pada gambar no 7
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhbS1emaMGARqB5Y5LfuFf2e2rMcMZ2LfH_Gfziz1mX80loD8SkdlS7lblItYWvFS_0XhkOk1-pYfSWQs2bH0G_Gi4tdKV9pvrd8XwOUMC8M6K2oEbrr14RzNHBKnDvXbuNaqWr-izEgiE/s1600/09.jpg
Melakukan sujud Sambil bertakbir. Saat sujud membaca 'SUBHANA RABBIYAL A'LA" 3x.lihat pada gambar no 9
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjZYDMi0HvbhZVtTTrLdYbXCpZEaODYtL3OSitkYkQ0tgtU1LxcvKijEv4KHhWyVpOAYCxFXbzTlHosf3E4G6A6MbU5C4VJGeTR29PEBBJZlIDBOnF0pP9UtuSEvBi9yKhAPdZDDlGTT7Q/s1600/10.jpg
Bangkit dari sujud sambil bertakbir lalu duduk iftirasy(duduk diantara dua sujud), duduk dengan bertumpu pada telapak kaki kiri dengan telapak kaki kanan ditegakan.(lihat pada gambar no 10 dan 11
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEirHZ0rYesU28mA8oMCslHbqyuTha3lfVlCsz3-l_PMh3VAWY4isvvY8cFcggW6m-CCiE3AqqEDbhymzhswAVx2P6_KAEmsGR4rxUI3LpCNl3qQXCLKBkzpzZpmDAo-mf08VRBQph7uyfs/s1600/11.jpg
dan membaca Membaca doa "RABBIGHFIRLI" 2x.lihat gambar no 11.
Kemudian bertakbir dan bersujud sebagaimana sebelumnya.
Setelah itu bangkit dari sujud seraya mengucapkan takbir, lalu duduk sebentar, setelah itu berdiri dengan bertumpu pada tangan.lihat pada gambar no 12
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhtfjKjOvU3SXRf5EvJTgbA7zCVF4SeiZenZNyfc8JFVCrCV1hAMIE7WpS5gjZ7ztv90M6UcoP4V3vDrK3bHfcj1JRTBCnNxl3uvKA-HXbswc8iKHtqPj2zZUDjMo3-mgwOg6yFaxqOsmA/s320/12.jpg

Inilah yang disebut dengan satu rakaat. Jika sholat yang kita kerjakan adalah sholat dhuhur, ashar dan isya' (4 rakaat), pada rakaat kedua setelah sujud kedua dilanjutkan dengan duduk tasyahud awal dan pada rakaat terakhir kita duduk tasyahud akhir dan salam. 
Duduk tasyahud awal caranya seperti duduk iftirosy (duduk diantara dua sujud). Membaca Bacaan Tasyahud dan Sholawat.
Berkata Abdullah : “Kami apabila shalat di belakang nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam keselamatan atas jibril dan mikail keselamatan atas si fulan dan si fulan maka rasulullah berpaling kepada kami. Lalu beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata : sesungguhnya Allah itu As-salam maka apabila shalat hendaklah kalian itu mengucapkan:



Doa Tasyahud:
At-tahiyyaatu lillah washalawaatu wat-thayyibat, assalamu ‘alan – nabiyyi warrahmatullahi wabarakaatuh, assalaamu ‘alaiynaa wa’alaa ‘ibaadil-llahis-shaalihiin, asyhadu alaa ilaaha illallah, asyhadu anna muhamaddan ‘abduhu warasuuluh”.
Dari Ka’ab bin Ujrah berkata : “Maukah aku hadiahkan kepadamu sesuatu ? Sesungguhnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam datang kepada kami, maka kami berkata : ‘Ya Rasulullah kami sudah tahu bagaimana cara mengucapkan salam kepadamu, lantas bagaimana kami harus bershalawat kepadamu? Beliau berkata : ucapkanlah:



Duduk tasyahud akhir adalah dengan bertawaruk, yaitu menegakan telapak kaki kanan dan menempatkan telapak kaki kiri di bawah betis kaki kanan dengan menjadikan lantai sebagai tempat bertumpu.
kemudian salam
Salam sebagai tanda berakhirnya gerakan sholat, dilakukan dalam posisi duduk tasyahhud akhir setelah membaca do’a minta perlindungan dari 4 fitnah atau tambahan do’a lainnya.

“Kunci sholat adalah bersuci, pembukanya takbir dan penutupnya (yaitu sholat) adalah mengucapkan salam.”
(Hadits dikeluarkan dan disahkan oleh Al Imam Al-Hakim dan Adz-Dzahabi)
Caranya
Dengan menolehkan wajah ke kanan seraya mengucapkan do’a salam kemudian ke kiri.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEig3g02c62wkBh4bq0wjoFllRzjblQf7axob6h3xJ3eWhLL28RIll_ueHgARLGCJ28hZnzWAULJpgy0pG38Ap0mB7CUgXCCNoVRvXX4EwvZDJ1bnMppfo1OlSh6OO5VAgotJDWcxV4ug1E/s320/18.jpg

Dari ‘Amir bin Sa’ad, dari bapaknya berkata: Saya melihat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memberi salam ke sebelah kanan dan sebelah kirinya hingga terlihat putih pipinya.
(Hadits dikeluarkan oleh Al Imam Ahmad, Muslim dan An-Nasa-i serta ibnu Majah)

Dari ‘Alqomah bin Wa-il, dari bapaknya, ia berkata: Aku sholat bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam maka beliau membaca salam ke sebelah kanan (menoleh ke kanan): “As Salamu’alaikum Wa Rahmatullahi Wa Barakatuh.” Dan kesebelah kiri: “As Salamu’alaikum Wa Rahmatullahi.”
(Hadits dikeluarkan oleh Al Imam Abu Dawud)


Sumber: http://tamanladang.blogspot.com/2013/02/tata-cara-sholat-yang-telah-diajarkan.html

Hukum Tumakninah dalam Shalat

Tuma’ninah Dalam Setiap Rukun Shalat

Sebelum membahas rukun-rukun shalat setelah membaca surat, perlu kita pahami terlebih dahuku tentang satu rukun dalam shalat yang sering dilupakan. Itulah tumakninah.
1. Tuma’ninah adalah tenang sejenak setelah semua anggota badan berada pada posisi sempurna ketika melakukan suatu gerakan rukun shalat. Tumakninah ketika rukuk berarti tenang sejenak setelah rukuk sempurna. Tuma’ninah ketika sujud berarti tenang sejenak setelah sujud sempurna, dst.
2. Tuma’ninah dalam setiap gerakan rukun shalat merupakan bagian penting dalam shalat yang wajib dilakukan. Jika tidak tuma’ninah maka shalatnya tidak sah. Dalil yang menunjukkan wajibnya tumakninah:
  • Suatu ketika ada seseorang yang masuk masjid kemudian shalat dua rakaat. Seusai shalat, orang ini menghampiri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang saat itu berada di masjid. Ternyata Nabi menyuruh orang ini untuk mengulangi shalatnya. Setelah diulangi, orang ini balik lagi, dan disuruh mengulangi shalatnya lagi. Ini berlangsung sampai 3 kali. kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan kepadanya cara shalat yang benar. Ternyata masalah utama yang menyebabkan shalatnya dinilai batal adalah kareka dia tidak tumakninah. Dia bergerak rukuk dan sujud terlalu cepat. (HR. Bukhari, Muslim, Ibn Majah dan yang lainnya)
  • Dari Hudzifah radhiyallahu ‘anhu bahwa beliau pernah melihat ada orang yang tidak menyempurnakan rukuk dan sujud ketika shalat, dan terlalu cepat. Setelah selesai, ditegur oleh Hudzaifah, “Sudah berapa lama anda shalat semacam ini?” Orang ini menjawab: “40 tahun.” Hudzaifah mengatakan: “Engkau tidak dihitung shalat selama 40 tahun.” (karena shalatnya batal). Lanjut Hudzaifah:
وَلَوْ مِتَّ وَأَنْتَ تُصَلِّي هَذِهِ الصَّلَاةَ لَمِتَّ عَلَى غَيْرِ فِطْرَةِ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
“Jika kamu mati dan model shalatmu masih seperti ini, maka engkau mati bukan di atas fitrah (ajaran) Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.”  (HR. Ahmad, Bukhari, An-Nasai).
3. Karena tuma’ninah hukumnya wajib maka kita tidak boleh bermakmum dengan orang yang shalatnya terlalu cepat dan tidak tumakninah. Bermakmum di belakang orang yang shalatnya cepat dan tidak tumakninah, bisa menyebabkan shalat kita batal dan wajib diulangi.
4. Jika secara tidak sengaja kita mendapatkan imam yang gerakannya terlalu cepat maka kita harus memisahkan diri dan shalat sendirian.
5. Orang yang terlalu cepat shalatnya, sehingga tidak tuma’ninah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutnya sebagai orang yang mencuri ketika shalat. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
أسوأ الناس سرقة الذي يسرق من صلاته
“Pencuri yang paling jelek adalah orang yang mencuri shalatnya.” Setelah ditanya maksudnya, beliau menjawab: “Merekalah orang yang tidak sempurna rukuk dan sujudnya.” (HR. Ibn Abi Syaibah, Thabrani, Hakim, dan dishahihkan Ad-Dzahabi).



Tuma’ninah Dalam Shalat
Di antara kesalahan besar yang terjadi pada sebagian orang yang shalat: tidak tuma’ninah ketika shalat. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallammenganggapnya sebagai pencuri yang paling buruk, sebagaimana disebutkan dalam Musnad Imam Ahmad dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, bahwa beliau bersabda,
أَسْوَأُ النَّاسِ سَرِقَةً الَّذِي يَسْرِقُ مِنْ صَلاَتِهِ، قَالُوْا: يَا رَسُوْلَ اللهِ وَكَيْفَ يَسْرِقُ مِنْ صَلاَتِهِ؟ قَالَ: لاَ يُتِمُّ رُكُوْعُهَا وَلاَ سُجُوْدُهَا.
Sejahat-jahat pencuri adalah yang mencuri dari shalatnya”. Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, bagaimana mencuri dari sholat?”. Rasulullah berkata, “Dia tidak sempurnakan ruku dan sujudnya” (HR Ahmad no 11532, dishahihkan oleh al Albani dalam Shahihul Jami’ 986)
Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menganggap perbuatan mencuri dalam shalat ini lebih buruk dan lebih parah daripada mencuri harta.
Tuma’ninah ketika mengerjakan shalat adalah bagian dari rukun shalat, shalat tidak sah kalau tidak tuma’ninah. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallampernah berkata kepada orang yang shalatnya salah,
إِذَا قُمْتَ إِلَى الصَّلَاةِ فَكَبِّرْ ثُمَّ اقْرَأْ مَا تَيَسَّرَ مَعَكَ مِنْ الْقُرْآنِ ثُمَّ ارْكَعْ حَتَّى تَطْمَئِنَّ رَاكِعًا ثُمَّ ارْفَعْ حَتَّى تَعْتَدِلَ قَائِمًا ثُمَّ اسْجُدْ حَتَّى تَطْمَئِنَّ سَاجِدًا ثُمَّ ارْفَعْ حَتَّى تَطْمَئِنَّ جَالِسًا ثُمَّ اسْجُدْ حَتَّى تَطْمَئِنَّ سَاجِدًا ثُمَّ افْعَلْ ذَلِكَ فِي صَلَاتِكَ كُلِّهَا
Jika Anda hendak mengerjakan shalat maka bertakbirlah, lalu bacalah ayat al Quran yang mudah bagi Anda. Kemudian rukuklah sampai benar-benar rukuk dengan tumakninah, lalu bangkitlah (dari rukuk) hingga kamu berdiri tegak, setelah itu sujudlah sampai benar-benar sujud dengan tumakninah, lalu angkat (kepalamu) untuk duduk sampai benar-benar duduk dengan tumakninah, setelah itu sujudlah sampai benar-benar sujud, Kemudian lakukan seperti itu pada seluruh shalatmu”  (HR Bukhari 757 dan Muslim 397 dari sahabat Abu Hurairah)
Para ulama mengambil kesimpulan dari hadits ini bahwa orang yang ruku’ dan sujud namun tulangnya belum lurus, maka shalatnya tidak sah dan dia wajib mengulangnya, sebagaimana Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang berkata kepada orang yang tata cara shalatnya salah ini, “Ulangi shalatmu, sejatinya Anda belumlah shalat”.




Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya” (QS. Al Ma’un: 4 – 5)

Ibnu Katsir mengatakan ketika menafsirkan ayat

الَّذِينَ هُمْ عَنْ صَلَاتِهِمْ سَاهُونَ

(yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya” (QS. Al Ma’un: 5)
Yaitu lalai dari waktu-waktu awalnya, dalam setiap sholatnya (atau dalam sebagian besar sholatnya) dia selalu mengakhirkan dari waktunya. Atau dia lalai menyempurnakan rukun dan syaratnya sesuai yang diperintahkan. Atau dia lalai untuk khusyu’ dan lalai memahami bacaan shalatnya, maka kata “lalai” ini mencakup hal tersebut. Setiap orang yang memiliki sebagian sifat lalai tersebut, maka dia punya bagian dari penyebutan ayat ini. Terlebih lagi orang yang benar-benar memiliki semua sifat tersebut dalam shalatnya, maka dia adalah orang yang benar-benar lalai bahkan munafik dalam amalannya (Tafsir Ibnu Katsir 8/493).



http://muslim.or.id/fiqh-dan-muamalah/tumaninah-dalam-shalat-1.html