Mukjizat Gerakan
Sholat
Assalamualaikum
WR WB
Alhamdulilah,
alhamdulilah hirobbil ‘alamiin, Wabihi nastainu ala umuridunia waddin, wasolatu
wasalamu ala asrofil ambiyai walmursalin, robi sohri sobri wayasirli amri,
wahlul ukhdatammilisani yafkohu kouli. Ashaduallah illahaillallah, wa
ashaduanna muhammadan abduhu warusulu, ama ba’du.
Ada
suatu kisah dari Mahmud bin Rabi’ Al Anshari dan diriwayatkan Imam
Bukhari
Suatu
ketika Rasulullah SAW berada di dalam Masjid Nabawi, Madinah. Selepas menunaikan
shalat, beliau menghadap para sahabat untuk bersilaturahmi dan memberikan
tausiyah. Tiba-tiba, masuklah seorang pria ke dalam masjid, lalu melaksanakan
shalat dengan cepat.
Setelah
selesai, ia segera menghadap Rasulullah SAW dan mengucapkan salam. Rasul
berkata pada pria itu, “Sahabatku, engkau tadi belum shalat ”
Betapa
kagetnya orang itu mendengar perkataan Rasulullah SAW. Ia pun kembali ke tempat
shalat dan mengulangi shalatnya. Seperti sebelumnya ia melaksanakan shalat
dengan sangat cepat. Rasulullah SAW tersenyum melihat “gaya” shalat seperti
itu.
Setelah
melaksanakan shalat untuk kedua kalinya, ia kembali mendatangi Rasulullah SAW.
Begitu dekat, beliau berkata pada pria itu, “Sahabatku,tolong ulangi lagi
shalatmu, Engkau tadi belum shalat.”
Lagi-lagi
orang itu merasa kaget. Ia merasa telah melaksanakan shalat sesuai aturan.
Meski demikian, dengan senang hati ia menuruti perintah Rasulullah SAW.
Tentunya dengan gaya shalat yang sama.
Namun
seperti “biasanya”, Rasulullah SAW menyuruh orang tersebut mengulangi shalatnya
kembali. Karena bingung, ia pun berkata, “Wahai Rasulullah, demi Allah yang
telah mengutusmu dengan kebenaran, aku tidak bisa melaksanakan shalat dengan
lebih baik lagi. Karena itu, ajarilah aku ”
“Sahabatku,”
kata Rasulullah SAW dengan tersenyum, “Jika engkau berdiri untuk melaksanakan
shalat, maka bertakbirlah, kemudian bacalah Al-Fatihah dan surat dalam Alquran
yang engkau pandang paling mudah. Lalu, rukuklah dengan tenang (thuma’ninah),
lalu bangunlah hingga engkau berdiri tegak. Selepas itu, sujudlah dengan
tenang, kemudian bangunlah hingga engkau duduk dengan tenang. Lakukanlah
seperti itu pada setiap shalatmu.”
Kisah
dari Mahmud bin Rabi’ Al Anshari dan diriwayatkan Imam Bukhari dalam
Shahih-nya ini memberikan gambaran bahwa shalat tidak cukup sekadar
“benar” gerakannya saja, tapi juga harus dilakukan dengan tumaninah,
tenang, dan khusyuk.
Kekhusukan
ruhani akan sulit tercapai, bila fisiknya tidak khusyuk. Dalam arti dilakukan
dengan cepat dan terburu-buru. Sebab, dengan terlalu cepat, seseorang akan
sulit menghayati setiap bacaan, tata gerak tubuh menjadi tidak sempurna, dan
jalinan komunikasi dengan Allah menjadi kurang optimal. Bila hal
ini dilakukan terus menerus, maka fungsi shalat sebagai pencegah perbuatan keji
dan munkar akan kehilangan makna.
Setiap
gerakan shalat yang dicontohkan Rasulullah SAW sarat akan hikmah dan bermanfaat
bagi kesehatan. Syaratnya, semua gerak tersebut dilakukan dengan benar,
tumaninah serta istiqamah (konsisten dilakukan).
Kita
dapat menganalisis kebenaran sabda Rasulullah SAW dalam kisah di awal.
“Jika engkau berdiri untuk melaksanakan shalat, maka bertakbirlah.”
“Jika engkau berdiri untuk melaksanakan shalat, maka bertakbirlah.”
Saat
takbir Rasulullah SAW mengangkat kedua tangannya ke atas hingga
sejajar dengan bahu-bahunya (HR Bukhari dari Abdullah bin Umar). Takbir ini
dilakukan ketika hendak rukuk, dan ketika bangkit dari rukuk.
Beliau
pun mengangkat kedua tangannya ketika sujud. Apa maknanya? Pada saat kita
mengangkat tangan sejajar bahu, maka otomatis kita membuka dada, memberikan
aliran darah dari pembuluh balik yang terdapat di lengan untuk dialirkan ke
bagian otak pengatur keseimbangan tubuh, membuka mata dan telinga kita,
sehingga keseimbangan tubuh terjaga.
“Rukuklah
dengan tenang (tumaninah).” Ketika rukuk, Rasulullah SAW meletakkan kedua
telapak tangan di atas lutut (HR Bukhari dari Sa’ad bin Abi Waqqash). Apa
maknanya? Rukuk yang dilakukan dengan tenang dan maksimal, dapat merawat
kelenturan tulang belakang yang berisi sumsum tulang belakang (sebagai syaraf
sentral manusia) beserta aliran darahnya. Rukuk pun dapat memelihara kelenturan
tuas sistem keringat yang terdapat di pungggung, pinggang, paha dan betis
belakang. Demikian pula tulang leher, tengkuk dan saluran syaraf memori dapat
terjaga kelenturannya dengan rukuk. Kelenturan syaraf memori dapat dijaga
dengan mengangkat kepala secara maksimal dengan mata mengharap ke tempat sujud.
“Lalu
bangunlah hingga engkau berdiri tegak.” Apa maknanya? Saat berdiri dari dengan
mengangkat tangan, darah dari kepala akan turun ke bawah, sehingga bagian
pangkal otak yang mengatur keseimbangan berkurang tekanan darahnya. Hal ini
dapat menjaga syaraf keseimbangan tubuh dan berguna mencegah pingsan secara
tiba-tiba.
“Selepas
itu, sujudlah dengan tenang.” Apa maknanya? Bila dilakukan dengan benar dan
lama, sujud dapat memaksimalkan aliran darah dan oksigen ke otak atau kepala,
termasuk pula ke mata, telinga, leher, dan pundak, serta hati. Cara seperti ini
efektif untuk membongkar sumbatan pembuluh darah di jantung, sehingga resiko
terkena jantung koroner dapat diminimalisasi.
“Kemudian
bangunlah hingga engkau duduk dengan tenang.” Apa maknanya? Cara duduk di
antara dua sujud dapat menyeimbangkan sistem elektrik serta syaraf keseimbangan
tubuh kita. Selain dapat menjaga kelenturan syaraf di bagian paha dalam,
cekungan lutut, cekungan betis, sampai jari-jari kaki. Subhanallah!
Masih
ada gerakan-gerakan shalat lainnya yang pasti memiliki segudang keutamaan.
Semua ini memperlihatkan bahwa shalat adalah anugerah terindah dari Allah SWT
bagi hambanya yang beriman.
Riset atau penelitian-penelitian
tentang manfaat gerakan shalat:
Penelitian
Prof. Dr. Muhammad Soleh dalam desertasinya yang berjudul “Pengaruh Sholat
Tahajud terhadap Peningkatan Perubahan Respons Ketahanan Tubuh Imonologik:
Suatu Pendekatan Siko Neuroimunologi” dengan desertasi itu, Soleh berhasil
meraih gelar doktor dalam bidang ilmu kedokteran pada program pascasarjana
Universitas Surabaya yang dipertahankanya beberapa waktu lalu.
Salat tahajud ternyata bukan hanya sekadar salat tambahan (sunnah muakkad) tapi jika dilakukan secara rutin dan ikhlas akan bisa mengatasi penyakit kanker. Secara medis sholat ini menumbuhkan respons ketahanan tubuh (imunologi) khususnya pada imonoglobin M, G, A dan limfositnya yang berupa persepsi dan motivasi positif, serta dapat mengefektifkan kemampuan individu untuk menanggulangi masalah yang sedang dihadapi
Salat tahajud ternyata bukan hanya sekadar salat tambahan (sunnah muakkad) tapi jika dilakukan secara rutin dan ikhlas akan bisa mengatasi penyakit kanker. Secara medis sholat ini menumbuhkan respons ketahanan tubuh (imunologi) khususnya pada imonoglobin M, G, A dan limfositnya yang berupa persepsi dan motivasi positif, serta dapat mengefektifkan kemampuan individu untuk menanggulangi masalah yang sedang dihadapi
Penelitian
lain dilakukan oleh seorang dokter berkebangsaan Amerika yang tak dikenalnya
menyatakan masuk Islam setelah diam-diam melakukan riset pengembangan khusus
mengenai gerakan sujud. Di samping itu, gerakan-gerakan dalam salat mirip yoga
atau peregangan (stretching). Intinya untuk melenturkan tubuh dan melancarkan
peredaran darah. Keunggulan sholat dibandingkan gerakan lainnya adalah salat
menggerakan anggota tubuh lebih banyak, termasuk jari kaki dan tangan.